ESC Magazine
Halloo guys!!
Apa kabar semua?
Hari ini ESC FKM UNSRI menerbitkan magazine perdana lohh...
Wahhh ada apa saja sih? Di magazine ini akan ada kabar dunia dan kabar Indonesia.
Kabar apa ya itu?
Mau tahu kan?
Silahkan check in the magazine!
Dan untuk kalian yang kepikiran mau pindah ke planet lain, ada tuh ilmuan yg menemukan planet baru mirip bumi.
Jakarta, 6 April 2017
More info:
IG: @escfkmunsri
line: @zmj2818s
Fb : BO ESC FKMUNSRI
Fanpage FB : English and Study Club
Twitter: @escfkmunsri
#EnglishAndStudyClub
#SmartGeneration
#ESCFKMUnsri
Apa kabar semua?
Hari ini ESC FKM UNSRI menerbitkan magazine perdana lohh...
Wahhh ada apa saja sih? Di magazine ini akan ada kabar dunia dan kabar Indonesia.
Kabar apa ya itu?
Mau tahu kan?
Silahkan check in the magazine!
Dan untuk kalian yang kepikiran mau pindah ke planet lain, ada tuh ilmuan yg menemukan planet baru mirip bumi.
Ilmuwan temukan atmosfer di planet mirip Bumi
Sumber:
bbcnews indonesia
Sebuah
studi yang diterbitkan jurnal Astronomical Journal mengungkap bahwa para
ilmuwan mendeteksi keberadaan atmosfer di sekitar planet yang menyerupai Bumi.
Mereka
meneliti sebuah planet yang dikenal dengan nama GJ 1132b, berukuran 1,4 kali
dari Bumi dan berjarak 39 tahun cahaya dari Bumi. Pengamatan
mereka menunjukkan bahwa planet yang disebut "super-Earth" ini
dilapisi gas tebal yang terdiri dari air atau metana atau campuran keduanya.
Penemuan
atmosfer serta penggolongan planet ini, merupakan kemajuan penting dalam
mencari kehidupan lain yang ada di luar Tata Surya kita.
Tapi
sepertinya dunia baru ini mustahil dihuni mengingat panas permukaannya sekitar
370 Celcius.
Dr
John Southworth, peneliti utama dari Universitas Keele, mengatakan:
"Setahu saya makhluk hidup di Bumi mampu bertahan hidup dengan suhu terpanas
120C dan itu jauh lebih dingin dari planet ini."
Penemuan
planet GJ 1132b ini pertama kali diumumkan pada tahun 2015. Planet itu terletak
di konstelasi Vela.
Kendati
ukurannya sama dengan Bumi, planet itu mengorbit di sekeliling bintang yang
berukuran jauh lebih kecil, lebih dingin dan redup dari Matahari. Dengan
menggunakan teleskop di European Southern Observatory di Chile, para
ilmuwan mampu meneliti planet tersebut dengan mengamati bagaimana planet itu
terhalang cahaya bintang yang melintas di depannya.
Tapi
molekul yang berbeda dalam atmosfer planet ini - jika atmosfernya memang ada -
menyerap cahaya dengan cara yang berbeda, memungkinkan para ilmuwan untuk
mencari unsur kimia saat planet itu melewati bintang.
Pengamatan
terhadap planet GJ 1132b ini menunjukkan bahwa planet tersebut memiliki
atmosfer tebal yang mengandung dua unsur yaitu, uap atau metana. "Salah
satu kemungkinannya itu adalah 'planet air' dengan atmosfer yang terdiri dari
uap panas," kata Dr Southworth.
Para
peneliti mengatakan meski mustahil ditemukan kehidupan di dunia ini, penemuan
atmosfir mendorong mereka untuk mencari lebih jauh adanya kehidupan di luar
Bumi.
Lebih
lanjut Dr Southworth mengatakan: "Apa yang telah kami tunjukkan adalah
bahwa atmosfer bisa dijumpai di planet-planet yang dikelilingi bintang-bintang
dengan massa rendah. Dan karena begitu banyak planet di alam semesta, kami
memperkirakan ada satu planet yang bisa dihuni."
Marek
Kukula, astronom publik di Royal Observatory Greenwichmengomentari
penelitian ini dan mengatakan bahwa studi tersebut merupakan konsep dengan
bukti yang cermat.
"Jika
teknologi bisa mendeteksi atmosfer, maka itu menjadi pertanda baik karena mampu
mendeteksi dan mempelajari berbagai atmosfer planet bahkan planet yang mirip
dengan Bumi dalam waktu yang tidak terlalu lama."
Hari Kesehatan Sedunia 2017, Fokus Cegah Depresi
Jakarta, 6 April 2017
Setiap tahun, tanggal 7 April
diperingati oleh seluruh masyarakat di dunia sebagai Hari Kesehatan Sedunia.
Tahun ini, tema global HKS 2017 adalah “Depression: Let’s Talk” dengan tema
nasional adalah “Depresi: Yuk Curhat!”.
Depresi adalah sebuah keadaan
yang memiliki gejala berupa rasa sedih yang berkepanjangan dan hilangnya minat
untuk melakukan kegiatan yang biasa disukai, diikuti penurunan kemampuan
menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan. “Segala macam situasi bisa
menyebabkan depresi. Depresi dapat terjadi pada siapapun, dalam usia berapapun.
İni perlu kita sosialisasikan agar kita bisa lebih menyadari gejala depresi
yang dialami”, ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kemenkes RI, dr. H.M. Subuh, MPPM, pada kegiatan Temu Media di Kantor
Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan (6/4).
Depresi kerap tampak dalam
bentuk gangguan tidur, perubahan nafsu makan, perasaan bersalah atau tidak berguna,
lelah berkepanjangan, bahkan pemikiran menyakiti diri sendiri. Meskipun
depresi mempengaruhi semua kelompok demografis, remaja dan usia dewasa muda
adalah kelompok yang kerap mengalaminya, begitu juga wanita dalam usia
produktif (terutama setelah melahirkan) dan yang berusia 60 tahun.
Sebuah fakta yang perlu
diketahui, bahwa depresi yang berlarut-larut dan tidak ditangani, dapat
mengantarkan pada tindakan bunuh diri. Hampir 800.000 kematian akibat bunuh
diri terjadi setiap tahun terjadi di dunia atau dengan kata lain setiap 40
detik, seorang meninggal karena bunuh diri.
AMBITION
(Silvi Octavia)
Ketika
kelahiran menjemput kemenangan
Terlahir
sebagai makhluk yang terancang
Dengan fokus
arah menuju genggaman kejayaan
Melihat
titik target bongkahan angan,hasrat,serta harapan dalam jiwa
Ambisi dan
keinginan diri
Senantiasa
mendorong dan membakar semangat jiwa
Untuk
bergerak,terus melakukan
Dan selalu
berusaha mengalahkan rasa ego
Bak sebuah
pohon yang kokoh
Kadang
dilempari bebatuan
Tetapi mampu
menghasilkan buah yang begitu manisnya
Dan menjadi
tempat berteduh bagi setiap insan
Kelahiran
untuk kejayaan..
Ketulusan
hati dan kerendahan hatilah yang dapat menghantarkan kita
Menuju
gerbang kejayaan yang sesungguhnya, Ketahuilah..
Mahkota
kemanusiaan terbesar adalah Rendah hati, Percaya pada tuhan dan Percaya pada
diri sendiri
More info:
IG: @escfkmunsri
line: @zmj2818s
Fb : BO ESC FKMUNSRI
Fanpage FB : English and Study Club
Twitter: @escfkmunsri
#EnglishAndStudyClub
#SmartGeneration
#ESCFKMUnsri
Comments
Post a Comment